Selain Blok Migas Binaiya, juga dilakukan penandatanganan untuk Blok Migas Serpang dan Kojo.
Dalam keterangannya, Gubernur Maluku menyambut baik penandatanganan tersebut karena salah satu blok migas yang dikontrak bagi hasil dengan negara berada di Maluku yaitu Blok Binaiya.
“Selama kurun waktu 20 tahun terakhir, ketergantungan Indonesia terhadap minyak impor sangat besar karena produksi minyak hanya sebesar enam rarus ribuan barel per hari sementara kebutuhan minyak per hari adalah sebesar 1,5 jt barel,” jelas Gubernur Maluku.
Dengan demikian, Gubernur Maluku mengatakan target untuk menambah lifting minyak dan gas per hari dapat dipenuhi, selain itu juga akan terbuka lapangan kerja dan perputaran roda ekonomi di Maluku bisa lebih bergerak.
“Masih ada beberapa blok migas baru di Maluku yang akan dikelola di tahun-tahun mendatang seperti Blok Tanimbar Timur dan Blok Seram Aru, kita doakan saja semoga blok-blok migas ini dapat menjadikan Maluku sebagai sentra produksi migas yang prospektif ke depan di Indonesia,” tutupnya. *