Menurutnya, media itu harus bisa memberitakan semua bentuk-bentuk kecurangan selama pemilu, seperti kampanye hitam politik, identitas politik uang nah ini yang harus diantisipasi dan harus disampaikan dengan luas oleh media.
Sambungnya, peran media di dalamnya sangat vital dan sangat urgen dalam rangka untuk mengawal proses penyelenggaraan Pilkada yang berkualitas. Penyelenggaraan Pilkada yang berkualitas diperlukan sebagai sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam pemerintahan negara yang berdasarkan Pancasila.
Kalau Bawaslu sebagai salah satu badan pengawas pemilihan umum lanjut Hanoeboen, mempunyai integritas untuk semakin profesional. Profesionalisme tersebut itu menjadi semakin berat dan besar karena dihadapkan pada kontestasi pemilu.
Lebih jauh ditandaskan, untuk memastikan penyelenggaraan pemilihan umum maupun pemilihan kepala daerah itu berlangsung dengan berkualitas sesuai dengan asas kita kompleksitas tersebut memberikan dampak terhadap tingkat partisipasi politik masyarakat.
Dia mengungkapkan, proses pemilu, apatisme politik itu termasuk di dalamnya ketidaktertarikan terhadap politik. “Nah ada kelompok masyarakat kita yang kita tidak bisa tutup mata bahwa banyak di tengah-tengah kita masyarakat yang dia tidak terbukti tertarik dengan isu politik, masih masa bodoh, terkesan cenderung tutup mata terhadap semua hal yang terjadi dalam proses penyelenggaraan pemilu,” pungkasnya.