Sementara itu, usai ibadah, Merpaty menyampaikan apresiasinya atas terlaksananya program pembinaan kerohanian kristen tersebut di Lapas Wahai.
“Kami percaya bahwa pembinaan rohani seperti ini dapat menjadi salah satu jalan untuk mengubah cara pandang dan perilaku warga binaan. Melalui perayaan Natal ini, kami ingin menanamkan pesan kasih, damai natal dan pengharapan yang dapat membangun kehidupan mereka ke depan,” ujar Merpaty.
Salah satu warga binaan, RR, yang mengikuti perayaan tersebut, turut mengungkapkan rasa harunya. “Saya merasa sangat bersyukur bisa merayakan Natal dengan pihak luar secara virtual meskipun berada disini. Pesan yang disampaikan menguatkan hati saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya,” ungkapnya.
Acara tersebut diakhiri dengan momen spesial pemberian bingkisan Natal kepada delapan warga binaan, yang diserahkan langsung oleh Kasubsi beserta Staf.
“Kami melihat kebahagiaan dan sukacita di wajah warga binaan. Semangat kasih dan kepedulian yang terasa dalam acara ini mencerminkan bahwa perayaan Natal bukan sekadar tradisi, melainkan juga momen untuk mempererat kebersamaan dan membawa harapan baru. Kami berharap bingkisan ini menjadi simbol kasih dan kepedulian kami kepada warga binaan. Kami ingin mereka tahu bahwa mereka tidak dilupakan,”ungkap Rince.