BeritaDaerahHukum & KriminalUtama

Cetak Sejarah, 50 Narapidana Lapas Perempuan Kerobokan Tes D-3 di STIE Satya Dharma

11
×

Cetak Sejarah, 50 Narapidana Lapas Perempuan Kerobokan Tes D-3 di STIE Satya Dharma

Sebarkan artikel ini
50 WBP Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan mengikuti tes tulis untuk pendaftaran calon mahasiswa baru program diploma tiga (D-3) akuntansi di STIE Satya Dharma Singaraja, kemarin. Foto: Kemenkumham Bali

Ni Luh Putu Andiyani berharap para warga binaan ini memanfaatkan kesempatan langka ini untuk menimba ilmu demi masa depan mereka sendiri.

“Saya harap siapa saja nanti yang terpilih dapat bersungguh-sungguh dan bisa mengikuti kegiatan blended learning ini dengan baik karena belum tentu diluar sana kita mendapatkan beasiswa untuk program perkuliahan ini,” katanya, sebagaimana diberitakan JPNN.com.

Ketua STIE Satya Dharma Singaraja Dr Ni Nyoman Juli Nuryani mengucapkan terima kasih kepada Kalapas Perempuan Kerobokan. Dr Ni Nyoman Juli Nuryani berharap ke depannya terjalin kerja sama lagi sehingga program perkuliahan dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

Dr Ni Nyoman Juli Nuryani juga mengucapkan terima kasih kepada GTS Institute Bali dan Perpina Bali yang telah memberikan fasilitas untuk media pembelajaran blended learning WBP Lapas Perempuan Kerobokan. Kepala Kanwil Kemenkumham Bali Pramella Yunidar Pasaribu mengapresiasi inisiatif Lapas Perempuan Kerobokan dalam menyelenggarakan tes tulis bagi 50 WBP untuk masuk menjadi mahasiswa STIE Satya Dharma.

Baca Juga  Wali Kota dan Kapolresta Ambon Komitmen Tekan Peredaran Sopi, Jaga Kamtibmas

“Ini langkah yang sangat positif dalam memberikan kesempatan kepada warga binaan untuk mengembangkan diri dan meraih pendidikan tinggi. Kami berharap program ini dapat menjadi contoh bagi lembaga pemasyarakatan lainnya di seluruh Indonesia,” ujar Pramella. Pramella juga menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga pemasyarakatan, institusi pendidikan, dan organisasi masyarakat dalam mendukung program pembinaan bagi warga binaan.

“Dengan kerja sama yang baik, kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi warga binaan untuk belajar dan mempersiapkan diri kembali ke masyarakat sebagai individu yang produktif dan berguna,” tuturnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *