AMBON, arikamedia.id – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku, Muhammad Latif, menegaskan perlunya sinergi seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas harga menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Hal ini disampaikannya dalam, High Level Meeting dan Rakorda TPID serta TP2DD, di Swisbell-Ambon, Selasa, (25/11/2025).
Latif menjelaskan bahwa sejumlah tantangan dapat memicu tekanan inflasi, mulai dari pasokan komoditas, kenaikan harga barang tertentu, hingga tarif angkutan udara yang masih tinggi.
“Tekanan inflasi juga berpotensi muncul dari harga komoditas yang tidak bisa dikendalikan di daerah, seperti meningkatnya harga perhiasan emas. Ini sifatnya global, sehingga berbeda dengan harga komoditas lain yang bisa ditangani melalui intervensi daerah,” ujar Latif.
Ia menambahkan bahwa tarif angkutan udara masih berada di level yang relatif tinggi, sehingga mempengaruhi pergerakan harga barang di wilayah kepulauan seperti Maluku.meski demikian, BI Maluku tetap optimis inflasi dapat dikelola.
“Kami tetap memiliki optimisme. Beberapa indikator memberikan keyakinan bahwa insya Allah pada bulan Desember inflasi tidak akan terlalu tinggi atau tidak berada di zona yang mengkhawatirkan,” jelas Latif.










