AMBON, arikamedia.id – APA YANG akan dan sudah dilakukan Pariwisata Maluku di sepanjang tahun 2024 tentu akan jadi evaluasi memasuki tahun 2025. Jika dilihat dari kalender event maka tergambar jelas fokus Dinas Pariwisata Maluku hanya pada acara-acara seremonial. Parwisata Maluku tidak akan maju jika hanya yang dikejar penghargaan.
Bahkan Maluku tidak masuk dalam daftar daerah destinasi prioritas. Karenanya Maluku hanya kebagian diberikan penghargaan desa wisata. Pertanyaan sederhananya apakah ada evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Maluku setiap tahun.
Padahal anggaran cukup besar dikucurkan dari APBD ke Dinas Pariwisata Maluku. Jika memperoleh penghargaan dampaknya apa yang bisa dirasakan masyarakat dari segi ekonomi kreatifnya, terhadap peningkatan kunjungan turis domestik maupun mancanegara, dampak yang dirasakan warga di sekitar objek wisatanya apakah juga merasakan buah dari penghargaan yang diperoleh.
Kepemimpinan mantan Gubernur Maluku Murad Ismail pernah anggaran yang dikucurkan mencapai 30 Miliar ke Dinas Pariwisata Maluku. Kontribusinya terhadap indikator makro ekonomi Maluku hanya satu indikator namun diberikan anggaran hingga Rp30 M.
Padahal ada Dinas lain yang tupoksinya mendukung capaian 5 indikator ekonomi Maluku hanya diberi anggaran 6 M.
