AMBON, arikamedia.id – Pandemi COVID-19 menjadi mimpi buruk bagi seluruh sektor industri, terutama pariwisata Indonesia tidak terkecuali bagi Maluku. Untungnya, perkembangan teknologi menjadi angin segar bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk bisa bertahan dan berkembang di tengah pandemi.
Kota Ambon khususnya mengalami hal yang sama pasca pandemi, Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata kota Ambon Rico Hayat mengakui sempat terpuruk saat Pandemi Covid-19, namun Pemkot berupaya untuk mempertahankan konsistensi guna menjaga nama besar tersebut dengan membuat konser-konser virtual.
Hal ini dikatakannya ketika mengikuti Lokakarya interkonektivitas bersama dengan Meksiko, Jepang, Korea Selatan dengan melibatkan UNESCO Multisectotal Regional Office Jakarta, belum lama di di ruang Vlissingen Pemkot Ambon.
Lokakarya untuk membicarakan pembangunan musik di Ambon sebagai kota kreatif berbasis musik agar lebih berdampak bagi kebudayaan dan pembangunan berkelanjutan.
Namun sayangnya Dispar Kota Ambon belum memiliki konsep pembangunan pariwisata yang melibatkan seluruh elemen masyarakat tanpa kecuali. Konsep yang ada hanyalah mempertahankan predikat “City of Music” bagaimana pemerintah dan masyarakat serta pelaku musik mengembangkan sayap guna mempertahankan predikat kota Ambon sebagai kota Musik.