“Kedatangan kami dari Merauke ke Jakarta, ada tujuan dan maksud yang kami mau sampaikan kepada Presiden Jokowi.”
“Karena kami yang kena dampak ini sudah berusaha, kami mau sandar kepada pemerintah Kabupaten [Merauke], bahkan sampai ke pemerintah pusat, mereka tidak tanggapi.”
Suara penolakan itu datang dari Yasinta Moiwend, warga Merauke dari Suku Marind Kondo Digul.
Ia mengutarakan itu di depan Istana Negara pada Kamis (17/10) lalu.
Mama Sinta—begitu ia dipanggil—berdiri bersama massa Aksi Kamisan ke-836.
Hari itu, para peserta aksi itu menyampaikan surat terakhir untuk Presiden Jokowi sebelum lengser dari kursi kepresidenan dan digantikan Prabowo Subianto.
Dilansir dari BBC Indonesia, Mama Sinta—begitu ia dipanggil—berdiri bersama massa Aksi Kamisan ke-836.
Hari itu, para peserta aksi itu menyampaikan surat terakhir untuk Presiden Jokowi sebelum lengser dari kursi kepresidenan dan digantikan Prabowo Subianto.
“Kami cuma mau sampaikan, [kehadiran] perusahaan [di Merauke] kami tolak. Karena dia masuk tanpa izin [dengan] kami tuan-tuan dusun.
“Itu [kami] anggap saja pencuri yang masuk, perampok yang masuk. Jadi kami tolak karena tanpa izin dia masuk,” tegas Mama Sinta di hadapan puluhan orang.