Ia memperingatkan bahwa penyelesaian yang hanya bersifat mediasi tanpa proses hukum bisa berdampak fatal.
Di tengah suasana duka, Serang juga mengajak seluruh masyarakat Maluku Tenggara untuk menahan diri dan menjaga kerukunan, khususnya dalam suasana bulan suci Ramadhan. Ia menekankan pentingnya mengedepankan nilai-nilai budaya lokal Kei dalam menyikapi situasi ini.
“Mari kita jaga kerukunan antarumat beragama, apalagi ini bulan suci Ramadhan. Kepada keluarga korban, saya berharap kita semua bisa menahan diri. Falsafah hidup kita orang Kei adalah Ain Ni Ain – satu rasa, satu jiwa. Itu yang harus kita utamakan. Tapi hukum tetap harus ditegakkan,” pungkas politisi Golkar ini.
Kata Serang, konflik seperti ini bukan kali pertama terjadi, bahkan dalam lima tahun terakhir tercatat beberapa kali gesekan yang mengakibatkan korban jiwa maupun kerugian materi.
Pemerintah daerah dan aparat keamanan ditambahkan belum mampu menciptakan sistem deteksi dini dan penyelesaian konflik secara komprehensif. ***