“Kita kehilangan US$11,5 miliar, kalau dirupiahkan itu Rp 180 T hilang karena warga kita tidak mau berobat di dalam negeri,” ujar Jokowi saat menghadiri Rakernas Kesehatan di ICE BSD, Tangerang, Rabu (24/4/2024).
Menurut catatan pemerintah, negara tujuan berobat favorit masyarakat Indonesia antara lain Singapura, Malaysia, Jepang dan Amerika Serikat.
Jokowi menyadari, Indonesia memang tertinggal dalam sektor kesehatan. Saat ini, rasio dokter di Indonesia ada di level 0,47 jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di Tanah Air.
Mengacu standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rasio jumlah dokter, termasuk dokter umum dan spesialis, yang ideal, yaitu 1/1000 atau 1 dokter per 1000 penduduk. Apabila sebuah negara berhasil memenuhi “golden line” tersebut, maka dapat dikategorikan berhasil dan bertanggung jawab kepada rakyatnya di bidang kesehatan.
Angka terakhir yang di dapatkan dari WHO dan juga World Bank, rasio Indonesia berada di 0,47/1000. Angka ini membawa Indonesia menempati posisi ketiga terendah di ASEAN setelah Laos 0,3/1000 dan Kamboja 0,42/1000.
Untuk mengatasi masalah ini, Jokowi menyebut Undang-Undang Kesehatan telah direvisi agar mempermudah anak muda Indonesia untuk masuk ke pendidikan dokter, termasuk dokter spesialis yang jumlahnya jauh lebih sedikit.(**)