“Salah satu hal yang membuat orang datang ke satu destinasi adalah kebersihan lingkungan dan fasilitas pendukung seperti toilet. Jadi kebersihan itu menjadi komponen yang sangat penting untuk daya saing dan daya tarik wisata,” kata Ni Luh.
Wamen Pariwisata Ni Luh menuturkan, program yang dilaksanakan di lima destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) serta Jakarta, Kepulauan Riau, dan Bali ini juga bertujuan meningkatkan kualitas dari indeks kinerja pengembangan pariwisata Indonesia (Travel Tourism Development Index/TTDI) versi World Economic Forum (WEF). Sebab, meskipun pada 2024 Indonesia berhasil naik dari peringkat 32 ke 22, namun penilaian di kategori health dan hygiene Indonesia masih terbilang rendah.

“Kita memang harus terus meningkatkan kualitas dari daya tarik wisata kita, karena pariwisata ke depan kita sudah bicara dua hal, yaitu quality tourism dan sustainable tourism,” katanya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup/ Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, mengapresiasi kolaborasi lintas kementerian dan lembaga dalam kegiatan Aksi Bersih Sampah Laut ini.
Di Kota Ambon sendiri beberapa perusahaan BUMN telah menunjukkan kepeduliannya dengan meluangkan waktu untuk membersihkan pantai dari sampah plastik. PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU) bersama Moluccas Coastal Care (MCC) berhasil mengumpulkan 6 ton sampah di kawasan pantai Galala, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, beberapa waktu lalu.