AMBON, arikamedia.id – Perilaku membuang sampah sembarangan oleh warga juga industri, dan belum adanya sarana serta mekanisme pengolahan atau daur ulang sampah yang memadai, membuat probabilitas terbuangnya sampah ke laut di kepulauan Maluku makin tinggi.
Faktanya, laut di kepulauan Maluku semakin tercemar. Sebagai contoh, pada 5 Agustus 2023, Kapal Cepat Cantika 88 yang mengangkut ratusan penumpang dari Masohi di Pulau Seram tujuan Pelabuhan Tulehu di Pulau Ambon, alami gangguan akibat sampah plastik yang melilit baling-baling mesin kapal.
Selain sampah yang mengapung, saat ini dengan mudah disaksikan, pantai-pantai yang indah di berbagai pulau di Maluku Raya (Maluku dan Maluku Utara) terlihat kotor oleh berbagai jenis sampah yang berserakan, terutama sampah plastik.

Pegiat Perubahan Sosial, M Ikhsan Tualeka pernah mengemukakan hal tersebut beberapa waktu lalu dalam tulisan opininya di Kompas.
Sementara, Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Enik Ermawati atau akrab disapa Ni Luh Puspa menekankan pentingnya kebersihan destinasi wisata untuk menciptakan pariwisata berkualitas di Indonesia.

Saat menghadiri Aksi Bersih Sampah Laut di Pantai Kedonganan, Jimbaran, Bali, Minggu (19/1/25), Wamenpar Ni Luh mengatakan kegiatan ini selaras dengan program quick win Kemenpar, yaitu gerakan wisata bersih. Program ini bertujuan membentuk ekosistem serta kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kebersihan lingkungan, khususnya destinasi wisata.