Ia menjelaskan bahwa kedatangan para pendeta adalah untuk menyampaikan permohonan bantuan keagamaan dan pengajuan fasilitas kendaraan dari Pancakarya.
“Tidak ada intimidasi, tidak ada pelecehan. Mereka datang baik-baik, saya menerima dengan baik, dan saya jelaskan kondisi sebenarnya,” ujarnya.
Menanggapi anggapan bahwa penyaluran bantuan keagamaan melanggar aturan, Vanath menjelaskan bahwa APBD memiliki nomenklatur resmi untuk bantuan sosial yang dapat dialokasikan untuk kegiatan keagamaan, sosial, dan kemasyarakatan.
Ia menekankan bahwa selama ini banyak gereja, masjid, dan kegiatan sosial yang mengajukan proposal dan diakomodasi melalui pos bantuan sosial. Sayangya, ia pernah dilarang oleh Gubernur Lewerissa untuk mendisposisikan permintaan bantuan yang berkaitan dengan sembako.
Hal ini justru membuat Vanath bingung, karena banyak pendukungnya yang beragama Kristen dan Muslim juga membutuhkan bantuan.
Dengan tidak dilibatkannya dalam pengelolaan anggaran, Vanath menegaskan bahwa dirinya tidak bertanggung jawab atas kesalahan yang mungkin terjadi. “Jangan sampai orang lain yang buat salah, nama saya ikut terbawa-bawa. Saya tidak mau,” tutupnya. (AM-18)










