AMBON, arikamedia.id – Hubungan Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, dan wakilnya, Abdullah Vanath kembali memanas sehingga menjadi sorotan publik, setelah beberapa waktu lalu terlibat polemik terkait video TikTok, kini Vanath secara terang-terangan menyampaikan bahwa pemerintahan di 2025 tidak produktif.
Tak hanya itu, orang nomor 2 di Maluku itu juga mengungkapkan bahwa usai pelantikan penjabat esalon III dan IV Lewerissa dan Vanath menyepakati pembagian jatah. Dimana, Gubernur mengelola 70% dan 30% Vanath, pembagian ini mencakup struktur birokrasi maupun program-program.
Namun, ia mengisyaratkan bahwa kesepakatan tersebut tidak berjalan sesuai rencana, yang lebih mengejutkan lagi ia sama sekali tidak dilibatkan dalam pembahasan Anggaran Perubahan Tambahan (ABT) tahun 2025 yang sudah selesai ditetapkan bersama DPRD Maluku.
”Ternyata saya tidak diakomodir dalam ABT. Saya bingung,” ungkapnya di kantor Gubernur Maluku, Rabu, (26/11/2025).
Pernyataan ini tentu saja menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat, apakah Vanath sedang menyindir kinerja Gubernur Maluku, atau ada masalah lain? Lebih lanjut Vanath membeberkan semua ini bermula dari polemik sambutan Vanath yang menyebut ada tiga pendeta datang ke ruangannya, meminta bantuan untuk pelaksanaan Natal.










