Heboh penambangan nikel Raja Ampat mencuat setelah Greenpeace Indonesia merilis video kerusakan lingkungan di pulau-pulau eksotik itu pada Selasa, 3 Juni 2025.
Dalam video yang diunggah di Instagram ini, Greenpeace menunjukkan investigasi mereka ke Raja Ampat, termasuk protes mereka dalam acara seminar Critical Minerals Conference and Expo di Jakarta pada hari yang sama dengan perilisan video itu.

Menurut Kiki Taufik, Kepala Global Greenpeace untuk Kampanye Hutan, kerusakan Raja Ampat akibat penambangan nikel cukup besar. Ada 16 perusahaan yang memperoleh izin penambangan nikel di pulau-pulau kecil, tapi yang aktif tinggal lima izin. Lebih dari separuh area konsesi nikel perusahaan-perusahaan tersebut berada dalam kawasan geopark, Melansir Tempo.co.
Warganet pun heboh melihat video Greenpeace. Selama ini Raja Ampat dijuluki “surga terakhir di bumi” karena kekayaan keanekaragaman hayati dan keindahan alamnya. Kehebohan itu sampai juga ke telinga Presiden Prabowo Subianto.
Melalui telepon Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Prabowo menghubungi Bahlil Lahadalia dan Hanif Faisol Nurofiq. Ia meminta kedua menteri ini mengecek izin lingkungan perusahaan dan kondisi lingkungan akibat tambang di Raja Ampat seperti dalam video Greenpeace.