Anies disebut-sebut sebagai salah satu kandidat gubernur Jakarta yang diusung oleh PDI-P bersama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Namun, pada Senin (26/8/2024), PDI-P justru mengumumkan pasangan Pramono Anung dan Rano Karno sebagai calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung untuk Pilkada Jakarta 2024.
Sementara itu sebuah tulisan di medsos Facebook akun bernama Doni menulis, Jakarta itu basis suara PDIP. PDIP juara dua dalam Pileg kemarin. Sudah seharusnya dia mengusung kadernya sendiri. Memilih Pramono Anung berpasangan dengan Rano Karno tidak salah. Maklum ini partai kader. Soal elektabilitas Pramono- Rano rendah. Engga ada masalah. Dulu juga waktu Pilgub DKI tahun 2012. Pasangan Foke elektabilitasnya 49,1%. Sementara Jokowi-Ahok hanya 14,4 %. PDIP pede aja. Terbukti akhirnya Jokowi-Ahok menang.
“Tentu bukan hanya utamakan kader sendiri. Tetapi pasti ada alasan lain yang bersifat politis. “ Kata Doni kemarin waktu ketemu di Bandara. Walau secara politik berbeda, namun antara Prabowo dan Megawati itu hotline. Dan lagi hubungan mereka berdua tidak pernah retak. Keduanya punya alasan personal mengapa mereka tetap menjalin komunikasi dan saling menjaga.
“Harus dipahami, bahwa ancaman PS tahun 2029 nanti disamping Gibran, juga Anies. Gagalnya RUU Plkada dan dipatuhinya Keputusan MK no 60 dan 70, serta gagalnya Anies maju Pilkada, tidak bisa lepas dari peran mereka. Dan tentu PS tetap lebih percaya PDIP ketua DPR, daripada KIM. UU MD3 tidak akan direvisi.” Kata Doni.