Sikap itu menuai kecaman dari berbagai pihak. Masyarakat sejak saat itu menggalang donasi untuk menggelar unjuk rasa besar-besaran. Bahkan pihak Satuan Polisi Pamong Praja sempat mengambil logistik dari bantuan masyarakat yang sudah ada di halaman kantor bupati.
Aliansi Masyarakat Pati terus menggalang kekuatan sehingga donasi untuk demo terus berdatangan ke kantor Bupati Pati. Belakangan sikap Sudwewo mengendur. Ia memutuskan membatalkan kebijakan kenaikan PBB-P2 250 persen. Ia juga mencabut keputusan sekolah lima hari yang ditentang kalangan santri.
Namun langkah Sudewo itu tak menyurutkan masyarakat yang ingin berunjuk rasa. Mereka pun mengubah tuntutan menjadi meminta sang bupati mundur. (**) SUMBER – Tempo.co.