Karena itu, lanjut Jimmy, perlu bersama-sama mendorong gerakan antar iman dan masyarakat adat untuk keberlanjutan lingkungan dan keadilan melawan pemusnahan flora dan fauna di dunia yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Maka penting untuk melakukan perubahan pendekatan, dari eksploitatif dan dominatif yang digunakan pemimpin-pemimpin agama menjadi kolaborasi untuk bersama-sama menyelamatkan masyarakat adat dan lingkungan.
Jimmy mendorong agar gereja-gereja di Ambon, kalangan akademik dari Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) dan IAKN Ambon membangun ruang-ruang perjumpaan yang datang dari bawah, bukan kalangan elit.
“Gerakan ini mengedepankan aspirasi aktor-aktor lokal dari masyarakat adat yang bekerja sama dengan gerakan lintas iman, akademisi, dan organisasi-organisasi masyarakat sipil secara setara,” papar Jimmy di hadapan kalangan masyarakat adat dari Pulau Seram, Maluku, seperti Naulu, Huaulu, dan Nuniali, dari Pulau Buru bahkan Talaud, Sulawesi Utara (ADAT Musi), dan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Menghidupkan demokrasi dari bawah menjadi semangat dari tema ICIR 6: Performing Democracy. Namun begitu, penegasan dimajukan Wakil Ketua Komnas Perempuan Olivia Salampessy Latuconsina atas demokrasi yang diamalkan masyarakat adat dan penghayat agama lokal ihwal keharusan keterlibatan para perempuan adat. Sebab, menurut Olivia, perempuan adat seringkali menjadi korban.