“Kota Ambon didirikan diatas natzar doa Katolik Tritunggal : Bapa, Anak dan Rohkudus,”ungkapnya seraya menambahkan, jauh sebelum Benteng Victoria ada, 7 jemaat tua di Ambon adalah Umat Katolik, dan Protestan lahir dari Iman Katolik.
Portugis adalah pihak yang pertama kali memperkenalkan agama Katolik di Maluku pada awal abad ke-16. Ketika Belanda (yang menganut Protestan Calvinis) berhasil menguasai Ambon dari Portugis pada tahun 1605, mereka mulai menyingkirkan pengaruh Katolik.
“Karena adanya perjanjan Dorsilas, maka terjadi protestanisasi, dimana kebijakan Belanda di Ambon pada masa itu memang secara tegas melarang keberadaan dan perkembangan agama Katolik, sebagai bagian dari upaya mereka untuk mengkonsolidasikan kekuasaan politik dan menyebarkan keyakinan Protestan mereka di wilayah tersebut,” jelas Pdt Elly.
Sementara Raja Soya Herve Rehatta lebih menjelaskan kondisi masyarakat Negeri Soya dari zaman dulu hingga sekarang dengan tradisi adat Cuci Negeri hingga adanya monument Santo Fransiskus Xaverius di Negeri Soya.
Untuk diketahui, acara panas pela Rohani antara Paroki Katedral Ambon dan Negeri Soya pernah dilakukan tahun 1992 yang ditandai dengan minum sopi dengan tetesan darah serta angkat janji bersama sebagai pela.










