Kami juga ke pelabuhan tempat ekspor ikan di provinsi yang sama. Di tempat ini terlihat begitu banyak kapal-kapal ikan moderen yang tampak di dermaga membongkar ikan hasil tangkapan mereka dari Samudera Atlantik.
Dari pertemuan itu saya baru tahu ternyata kadar garam pada air laut itu sangatlah berbeda. Ikan-ikan hasil tangkapan di Samudera Atlantik, misalnya, punya kadar garam jauh lebih tinggi dengan kadar ikan yang ada di Samudera Pasifik. Ini pula mempengaruhi kualitas dan harga ikan di pasar internasional.
Selain ke tempat-tempat usaha dan bisnis kami juga melakukan audens bersama Dubes RI untuk Belanda yang dipimpin oleh Mohammad Yusuf. Ikut mendampingi Pak Dubes yakni Wakil Dubes Pak Jauhari Oratmangun nyong Maluku yang berdarah Saumlaki itu.


Di hadapan Dubes selain bertukar cinderamata dari Ibu Sinda Titaleij kepada Dubes Mohammad Yusuf juga diikuti sambutan. Saat itu Ibu Sinda yang mewakili Pemprov Maluku juga didampingi Kepala BKPM Maluku Ir.Z.Sangadji.
Ibu Sinda mengaku optimistis hubungan kerjasama yang telah ditandatangani bersama beberapa pengusaha di Belanda jauh sebelumnya yang pernah dilakukan gubernur Karel Alberth Ralahalu, Juni 2005, bisa membuahkan hasil yang lebih baik. ”Ini sekaligus menambah kepercayaan dunia internasional akan kondisi Maluku pasca konflik,” ujarnya.