“Ini bukan kebetulan. Sejak bencana banjir besar tahun 2012-2013 yang menewaskan 48 jiwa, Ambon telah belajar banyak. Sejarah ini harus menjadi kekuatan untuk membangun kota yang tangguh terhadap bencana,” tegasnya.
Aspek keselamatan manusia merupakan prioritas tertinggi, bahkan lebih tinggi dari undang-undang.
Kata Lekransy, segala bentuk upaya penyelamatan harus didukung, termasuk melalui mekanisme pengadaan barang secara darurat.
Perlu tambahnya, menyelaraskan strategi penanggulangan bencana dalam dokumen-dokumen perencanaan daerah, mulai dari RPJMD, Renstra hingga rencana kerja tahunan.
Sementara Ketua Panitia Rapat Kerja I Forum Kelompok Masyarakat Siaga Bencana (KMSB) Kota Ambon, Antoni Keppy, mengatakan agenda utama forum ini mencakup evaluasi terhadap program kerja 21 KMSB di wilayah Kota Ambon, pengesahan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD/ART), serta penetapan program kerja tahun 2025.
Lebih jauh dikatakan, rapat kerja perdana yang digelar ini menjadi langkah awal untuk memperkuat struktur kelembagaan dan meningkatkan efektivitas forum dalam menghadapi tantangan kebencanaan yang semakin kompleks, khususnya dalam isu banjir, longsor, dan pengelolaan sampah.
“Forum KMSB adalah mitra resmi Pemerintah Kota Ambon yang bertugas mendukung upaya penanggulangan bencana dan persoalan lingkungan. Tujuan kami adalah membangun Ambon yang lebih bersih, nyaman, dan tangguh terhadap bencana,”Paparnya