Menurutnya, tentu Fakultas Perikanan (FK) dan Ilmu Kelautan Unpatti dan para dosen mahasiswa bidang kajiannya tentu tidak jauh dari area ini, maka FK menjadi pioner di Unpatti untuk bekerjasama dengan Indosat karena reset-reset mereka baik Tri dharma perguruan tinggi, pendidikan pembelajaran, penelitian terhadap pihak masyarakat sangat berkaitan dengan area mangrove.
“Unpatti mempunyai laboratorium mangrove di teluk dalam sudah sejak 80-an. Itu memiliki fungsi yang luar biasa. Kita juga memungkinkan akan konservasi digitalisasi, konservasi mangrove ini bisa langsung ditangani oleh perikanan dan ilmu kelautan dan bisa menjadi pionir untuk edukasi, tetapi juga ikut terlibat dalam konservasi,” kata Leiwakabessy.
Apalagi konservasi itu sangat penting kita perhatikan, tentu aspek biologi, aspek ekologi itu penting sekali di situ, tentu juga dengan digitalisasi kita berperan, maka aspek keanekaragaman genetik, keragaman spesies dan keanekaragaman ekosistemnya.
Kemarin kata Leiwakabessy, Unpatti bergerak bersama teman-teman, Unpatti punya visi besar untuk jadikan unpatti sebagai central excellent sebagai wolves industri dengan keunggulan daya saing pada reset-reset pendidikan dan pengajaran serta pengabdian kepada masyarakat.