Salah satu program yang turut dikhawatirkan tidak tepat sasaran ialah Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dinilai menelan biaya besar dan berakhir menjadi alat politik semata, seperti diberitakan Koran Jakarta.
Presiden mengatakan akan mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi dengan pihak-pihak yang dimaksud dengan berkirim surat sehingga pihak-pihak yang pesimistis terhadap masa depan Indonesia bisa melakukan dialog dengannya.
“Saya mau kirim lah nanti ke Refly Harun atau ke siapa, Rocky Gerung. Tell me what is wrong. Kalau saya mau kasih makan ke anak yang lapar, what is wrong with that?” kata Prabowo.
Secara khusus menanggapi kritik kontra terhadap program MBG, Prabowo menyebutkan bahwa program ini dilakukan justru dengan dasar yang jelas dan bukan hanya teori semata.
Menurutnya data menunjukkan bahwa prevalensi kasus stunting di Indonesia masih sangat tinggi di atas 20 persen dan dibutuhkan intervensi dari pemerintah agar angkanya kasusnya dapat menurun.
MBG dinilai menjadi program yang tepat karena dalam tinjauan lapangannya, Prabowo melihat masih banyak masyarakat Indonesia khususnya anak-anak yang tidak memiliki akses ke makanan dan pangan sehat sebagai sumber untuk menangani stunting. “Ini tidak bisa terjadi. Saya enggak terima.Saya sebagai pemimpin. Saya sebagai patriot. Bukan ini republik yang saya bela dari sejak muda. Jadi saya akan berjuang keras supaya tidak ada orang lapar di Republik Indonesia. Saya akan kerja sekeras-kerasnya,” Prabowo menutup pernyataannya. (**)