Rencana gencatan senjata yang diajukan Trump mengharuskan semua sandera—baik yang hidup maupun yang meninggal—diserahkan sebelum batas waktu yang berakhir Senin. Namun, berdasarkan kesepakatan tersebut, jika hal itu tidak terjadi, Hamas harus berbagi informasi tentang para sandera yang telah meninggal dan berupaya menyerahkan mereka sesegera mungkin.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Rabu bahwa Israel “tidak akan berkompromi” dan menuntut Hamas untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam kesepakatan gencatan senjata tentang pengembalian jenazah para sandera.
Sayap bersenjata Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Rabu bahwa kelompok itu menghormati ketentuan gencatan senjata dan menyerahkan sisa-sisa sandera yang dapat diaksesnya.
Amerika Serikat mengumumkan pekan lalu bahwa mereka akan mengirimkan sekitar 200 tentara ke Israel untuk membantu mendukung dan memantau kesepakatan gencatan senjata di Gaza sebagai bagian dari tim yang terdiri dari negara-negara mitra dan lembaga swadaya masyarakat. Namun, para pejabat AS telah menekankan bahwa pasukan AS tidak akan menginjakkan kaki di Gaza.
Para pejabat Israel juga geram dengan lambatnya pemulangan jenazah sandera yang ditawan kelompok militan tersebut. Hamas telah setuju untuk mengembalikan 28 jenazah sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, di samping 20 sandera yang masih hidup, yang telah dibebaskan awal pekan ini.