“Waktu saya ketemu saya tanya, pa Bahlil pelan-pelan saya nanya, nggak enak tersinggung, pak Bahlil anda lulus dari universitas mana, pak universitas saya nggak ada di Google,” katanya.
Sambungnya lagi, “anda kalau ketemu investor-investor asing gimana, saay nggak mau tanya anda Bahasa Inggrisnya bagus nggak. Dia bilang ke saya pak nggak ada masalah kok itu, pengusaha dari Korea juga nggak bisa bahasa Inggris, dari Jepang juga ngga bisa Bahasa Inggris, jadi saya punya 4 penterjemah, satu Bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Korea, bahasa Jerman, jadi saya kemana-mana penterjemah jalan, pinter juga orang ini,” tutur Prabowo.
Ternyata Prabowo melihat boleh juga orang ini (Bahlil). Ternyata beliau (Bahlil) besar di fak-fak di pantai, jadi waktu kecil orang tuanya sealu kasih makan ikan jadi cerdas. “Dan saya walaupun sebentar saya lihat dan saksi bagaimana beliau beroperasi, jadi selain beliau menteri yang sukses, terus terang saja saya nilai sukses sebagai menteri dan selain sukses beliau juga ternyata operasinya luarbiasa,” akunya.
Lebih jauh dituturkan, seorang pemimpin politik harus demikian mengerti masalah politik, masalah ekonomi mengerti kenegaraan, mengerti operasi, kalau tidak, tidak bisa jadi pemimpin politik dan ternyata pilihan dirinya benar beliau (Bahlil) terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golongan Karya. (AM-29)










