AMBON, arikamedia.id – Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FISIP Unpatti Dr. Paulus Koritelu, S.Sos.,M.Si mengatakan, ada dua persoalan yang paling fundamental terhadap kepemimpinan Maluku ke depan, pertama sebagai political will apa sebenarnya kehendak Jakarta terhadap Maluku ke depan.
“Saya kira kepemimpinan di Maluku itu kalau tanya sumber daya orang Maluku itu baik, walau kadang kualitas kita terbentur obsesi perkembangannya oleh karena fakta-fakta internalitas kultur kita misalnya dengan budaya “katang” (kepiting). Misalnya satu mau nae satu cigi (satu mau naik satu turunkan) itu yang buat kita nggak maju,” kata Koritelu usai Kegiatan forum Business Matching dan Penguatan Ekosistem Kemitraan 2024, Selasa (17/07/2024) di Kampus Politeknik Negeri Ambon.
Diungkapkan, memang betul otonomi kita ada tapi otonomi yang setengah-setengah hati faktanya kita misalnya 92,8% wilayah kita lautan tetapi kenapa sektor perikanan tidak diberikan kemungkinan bagi kita untuk mengelola.
Menurutnya, otonomi daerah yang setengah-setengah, karena itu leadershipnya bukan soal ada pada lokal namun ada pada Jakarta konstruksi kebijakan yang tidak berpihak sebenarnya belum lagi pada fakta yang lain wilayah daratan kita cuma 2,2% misalnya 2,8% padahal tadi undang-undang nomor 23 tahun 2024 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah dua syarat utama luas daratan dan luas penduduk.