Kepada para wartawan, Luhut mengingatkan dirinya adalah “pembantu Presiden Jokowi selama 10 tahun. Saya saksi hidup.”
“Sebagai tentara, saya tidak melihat ada pelanggaran-pelanggaran secara Konstitusi
Mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi itu mengatakan dia tergerak untuk menyampaikan hal ini karena adanya pengamat-pengamat yang disebutnya memperkeruh keadaan dan mempersulit pemerintahan.
“Saya harus katakan ini agak keras sedikit karena menurut saya sudah ada terlalu banyak kita agak keluar koridor yang pengamat-pengamat yang tanpa data yang jelas membuat keruh. Itu mempersulit pemerintahan Presiden Prabowo,” ujarnya.
Luhut mengimbau semua pihak agar kompak dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi bangsa.
Salah satu contohnya adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disebutnya menuai banyak kritik padahal butuh waktu dalam pelaksanaannya.
“Jangan kita terus torpedo karya-karya bagus yang baru dimulai,” ujarnya.
Mengapa pernyataan Luhut dinilai menandakan pemerintah semakin antikritik?

Pakar komunikasi politik dari Universitas Multimedia Nusantara, Silvanus Alvin, mengatakan budaya “sopan santun” sejatinya belum ditunjukkan sejumlah pejabat pemerintahan.
“Tentu sopan santun perlu dijunjung tinggi,” ujar Silvanus kepada Amahl Azwar yang melaporkan untuk BBC News Indonesia pada Selasa (02/04).