JAKARTA, arikamedia.id – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan pasar karbon dunia berpotensi menghasilkan pendapatan Rp8.000 triliun bagi Indonesia. Indonesia yang memiliki kekayaan alam berlimpah dinilai dapat mengambil kesempatan dan mengoptimalisasi potensi tersebut.
“Indonesia memiliki posisi yang unik untuk memanfaatkan peluang dari pengembangan pasar karbon. Pasar karbon dunia itu potensinya Rp8.000 triliun,” ujar Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Investasi, Hilirisasi, dan Lingkungan Hidup Kadin Indonesia Bobby Gafur Umar dalam Executive Forum bertajuk Menggali Sektor Kunci Investasi Berkelanjutan di Indonesia yang diselenggarakan Media Indonesia, Jakarta, Senin (18/11).
Hal pertama yang mesti dilakukan pemerintah untuk mengoptimalisasi potensi tersebut ialah mengembangkan peta jalan yang komprehensif dan inklusif. Lalu meningkatkan pengakuan kredit karbon melalui instrumen seperti Sistem Registri Nasional Perubahan Iklim (SRN-PPI) dan Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI).
Kemudian pemerintah juga perlu untuk memiliki standarisasi kredit karbon yang digunakan untuk Voluntary Carbon Market (VCM). “Kita harus bisa mendorong swasta berperan dalam menghasilkan karbon untuk dijual ke market,” tutur Bobby.