Oleh: Basyir Tuhepaly, Mahasiswa Magister PAI, UIN A.M. Sangadji Ambon.
DALAM dinamika sosial masyarakat Kota Ambon yang penuh keberagaman, stabilitas sosial bukanlah sesuatu yang tercipta secara otomatis.
Ia membutuhkan upaya kolektif, kolaborasi antar elemen masyarakat, serta kehadiran kelompok-kelompok strategis yang mampu menjadi penopang dalam setiap tantangan sosial.
Di antara kelompok itu, organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan memegang posisi yang sangat sentral. Mereka bukan hanya pelengkap dalam ruang sosial, tetapi telah menjadi pilar utama dalam memastikan kondisi masyarakat tetap stabil, aman, dan harmonis.
Mahasiswa dan pemuda adalah kelompok yang memiliki energi besar—energi intelektual, moral, maupun sosial. Organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan berfungsi sebagai wadah pembentukan karakter pemimpin yang kritis, adaptif, dan responsif terhadap masalah-masalah sosial.
Melalui ruang diskusi, pengabdian masyarakat, kegiatan sosial, hingga advokasi publik, kelompok ini membangun kesadaran kolektif bahwa anak muda bukan sekadar penonton perkembangan zaman, tetapi aktor perubahan yang harus ambil bagian dalam setiap persoalan masyarakat.
Di Kota Ambon, peran ini terasa semakin penting. Kota ini memiliki sejarah panjang tentang konflik dan rekonsiliasi, tentang trauma masa lalu dan upaya memperbaiki masa depan.










