“Saya bukan tukang sulap, bukan superwoman. Membangun daerah bukan kerja satu orang. Semua pihak, termasuk media, harus berperan aktif,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa Pemprov Malut tengah berupaya mendapatkan alokasi refocusing anggaran APBD 2025 guna mendukung kerja sama strategis dengan media, khususnya dalam hal sosialisasi program dan pencapaian pembangunan. “Ini juga akan kami dorong dalam APBD Perubahan. Mohon bersabar,” katanya.
Sherly mengajak media untuk tetap profesional, independen, dan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik. Pentingnya menyajikan berita yang akurat serta menghindari penyebaran hoaks dan informasi tidak berimbang.
Dirinya juga mengajak insan pers untuk bersama-sama membangun narasi positif tentang potensi Malut, tanpa mengabaikan tantangan yang ada. Ia juga mengumumkan rencana pembentukan Media Center Provinsi sebagai pusat informasi resmi dan wadah dialog antara pemerintah dan media.
“Jika ada hal penting, silakan konfirmasi kepada narasumber resmi di Pemprov atau nantinya kepada Juru Bicara saya,” pesannya. Mari kita jaga integritas, kedamaian, dan semangat gotong royong dalam membangun Bumi Moloku Kie Raha. Maluku Utara bukan sekadar halaman belakang Indonesia, tapi beranda timur masa depan bangsa. (***)