“Apabila kita melihat quotes tersebut atau pandangan prabowo tersebut, itu berarti sejurus dengan apa yang dilakukan probowo hari ini yang ingin agar merangkul semua musuh yang ada, dan membangun bersama dan tentu ini dalam politik menciptakan stabilitas politik, harapannya begitu,” kata dia pada Ahad, 13 Oktober 2024, di Denpasar, Bali.
Prabowo, menurut Efatha, tengah berupaya meramu susunan kabinetnya untuk menjaga koalisi tetap solid dan menghindari guncangan-guncangan politik menjelang pelatikannya yang tinggal menghitung hari. “Maka kalau dalam kaca mata saya, bisa saja ini merupakan langkah yang harus Prabowo pilih bukan karena dia ingin, tapi karena dia harus,” terangnya.
“Karena dengan cara demikian, ini adalah bentuk pengerjaan tadi yang harus dibayar untuk menjaga koalisi tersebut tetap solid, ditambah saat ini masih dalam upaya dan proses memilih pemimpin kepala daerah, maka setiap langkah apapun yang bisa menciptakan gempa-gempa politik atau guncangan politik akan dihindari oleh Pak Prabowo,” imbuhnya.
Selain itu, kata dia, penyusunan kabinet yang mencapai 46 kementerian ini merupakan upaya Prabowo mereteritorialiasi pemerintahannya untuk menciptakan sebuah kekuatan yang terpusat. “Ada teori bahwa, teritorialisasi terus pada saat mau menuju pemilu deteritorialisasi semuanya keluar, semuanya punya way political views-nya sendiri, jadi mereka memilih a,b, dan c terus yang terakhir mereka harus membangun kembali reteritorialisasi,” jelas dia.