Menurutnya, di tengah berbagai spekulasi dan tarik-menarik kepentingan, dukungan Kosgoro 1957 terhadap Boy Sangadji menjadi sinyal kuat bahwa generasi baru di tubuh Golkar siap mengambil alih tanggung jawab sejarah.
“Ini bukan semata soal mengganti wajah, tetapi soal menyiapkan Partai Golkar untuk bertarung di era politik yang makin kompetitif dan dinamis,” tambahnya.
Meski dukungan mengalir deras, Boy Sangadji tetap memilih langkah elegan. Ia menegaskan akan menunggu perintah dan arahan resmi dari Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia. Sikap ini menunjukkan kedewasaan politik Boy, sekaligus mempertegas komitmennya terhadap prinsip-prinsip berorganisasi dalam tubuh Golkar.
Kata Toisutta, bagi Pemuda Kosgoro 1957, mendukung Boy Sangadji adalah bagian dari tanggung jawab moral. Ini adalah ikhtiar bersama untuk memastikan bahwa Golkar Maluku tidak hanya bertahan, tetapi juga kembali bangkit, kuat, dan berjaya di masa depan.
Dengan mengandalkan energi muda ujarnya, pengalaman organisasi, serta kekuatan konsolidasi yang dibangun Boy selama ini, Kosgoro 1957 percaya Golkar Maluku akan kembali menjadi kekuatan utama politik di tanah Maluku.
Lebih jauh dikatakan, dalam semangat itu, Pemuda Kosgoro 1957 Maluku, melalui dirinya, menyatakan siap menggerakkan seluruh potensi kader muda untuk satu tujuan: menangkan Boy Sangadji, menangkan Partai Golkar Maluku. (AM-29)