“Dalam world’s most literate nations ranked 2016 indonesia menempati posisi ke 60 tingkat baca paling rendah dari 61 negara. Data BPS 2024 menunjukkan persentase anak yang dibacakan buku cerita/dongeng dan belajar/membaca buku anak usia dini yang dilakukan bersama orang tua/wali masih sangat kecil sekitar 17,21% dan 11,12%,” ucapnya.
Padahal kata dia, salah satu kunci keberhasilan dan kemajuan suatu negara adalah dengan masyarakatnya yang gemar membaca. Dengan demikian betapa pentingnya membaca nyaring dan memberikan literasi informasi bagi guru, pustakawan, pegiat literasi dan para orang tua yang bertanggung jawab langsung terhadap pembinan anak-anak saat di rumah, guru pada waktu mengajar/mendidik di sekolah, pustakawan dan pegiat literasi saat berhadapan langsung dengan masyarakat umum.
“Melalui berbagai program kegiatan bimtek, sosialisasi, penyuluhan dan pembinaan kepustakawanan lainnya, masyarakat kota ambon dapat dilatih bagaimana perpustakaan bertransformasi sebagai tempat pelatihan untuk berdayakan masyarakat selain sebagai tempat membaca/belajar dengan ketersediaan keaneka-ragaman koleksi buku,” harapnya
Giat Bimtek Membaca Nyaring, untuk guru, pustakawan, penggiat literasi dan orang tua diikuti sebanyak 150 peserta. (AM-18)