Menurutnya, jika tidak segera ditangani, kejadian ini bisa terulang lagi di musim hujan mendatang.
“Pada tahun 2023, sekitar 500 warga Pasahari, Kobi, dan beberapa desa di Kobisonta sempat mengungsi selama tiga hari akibat cuaca ekstrim,” ungkapnya.
Kata Wajo, di Kobisonta sendiri tidak terjadi pengungsian, namun dampak dari cuaca buruk tetap dirasakan warga.
Curah hujan tinggi, angin kencang, dan ombak besar sangat mengancam, harapnya kejadian ini tidak semakin parah di tahun 2025.
“Warga berharap, adanya perhatian lebih dari pemerintah terutama dalam membangun kembali tanggul penahan dan memberikan solusi jangka panjang bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan abrasi,” ujar politisi PDI Perjuangan ini. **