Analis dan intelijen Barat mengatakan Kremlin terlibat dalam penarikan pasukan berskala besar dari Suriah, meskipun Moskow belum mengonfirmasi.
Obeida Arnaout, juru bicara pemerintahan transisi baru Suriah yang ditunjuk oleh kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang bertanggung jawab atas kejatuhan Assad, mengatakan gerakan Rusia baru-baru ini di Suriah tidak jelas.
Ia menekankan bahwa keputusan mereka untuk menarik kapal-kapal angkatan laut dari pelabuhan dan memindahkan armada kendaraan militer dari pangkalan tidak secara jelas menunjukkan apakah Kremlin benar-benar menarik diri, atau apakah ini merupakan bagian dari pergerakan rutin mereka.
“Saya pikir Rusia harus mempertimbangkan kembali kehadirannya di wilayah Suriah dan kepentingannya,” katanya.
“Kepentingan mereka terkait dengan Rezim Assad yang kriminal. Mereka dapat mempertimbangkan kembali dan mengambil inisiatif untuk menghubungi pemerintahan baru guna menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki permusuhan dengan rakyat Suriah, dan bahwa era rezim Assad akhirnya berakhir,” imbuh Arnaout.
Arnaout mengatakan pemerintah baru telah mengadakan pembicaraan di tingkat tertinggi dengan banyak negara di seluruh dunia. Berbicara kepada media Arab, ia menekankan bahwa Suriah telah memasuki fase baru, fase yang difokuskan pada perbaikan perpecahan dalam negeri selama puluhan tahun dan pertempuran brutal selama hampir 14 tahun.