Lebih lanjut dia menyatakan, ini bukan fenomena baru, kita sudah terlalu sering menyaksikan karakter tokoh progresif dibunuh lewat isu-isu yang dikemas sedemikian rupa agar tampak masuk akal, padahal kosong dari fakta.
“Saya melihat narasi yang dilontarkan salah satu media online ini sebagai bagian dari skema yang sengaja disetting untuk menjatuhkan elektabilitas tokoh tersebut,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari masyarakat sipil, mendorong publik untuk lebih cermat dan kritis dalam menerima informasi.
Tuhepaly menandaskan, jangan biarkan media dijadikan alat propaganda yang menyesatkan. Kebebasan pers bukan berarti kebebasan menyebarkan fitnah. Integritas jurnalistik harus dijaga dengan menghadirkan fakta, bukan asumsi.
Ditambahkan, jika terus dibiarkan, pola pemberitaan semacam ini akan menjadi racun bagi demokrasi kita di Maluku.
Menurutnya, ini bukan hanya tentang membela JMS, tetapi membela nilai-nilai kebenaran dan keadilan yang sedang diuji di ruang publik. (AM-29).