“Visi misi jelas kekerasan terahadap perempuan dan anak di kota Ambon.
Kalau ada perempuan terutama pro terhadap isu-isu tersebut, kita harus lihat bersama apa yang dilakukan dan program yang diprioritaskan soal perempuan yang akan dilakukan.
Aktivis lainnya Desi Patty menilai, siapapun Kepala Daerah atau wakil kepala daerah perempuan, kalau dia mampu mengayomi perbedaan menjadi kekuatan jauh lebih bagus daripada membuat pengkotak-kotakkan.
Dia berharap masyarakat juga peka dengan berbagai latarbelakang persoalan yang pernah terjadi, jika resistensi yang tinggi itu juga harus jadi barometer menentukan pilihan nantinya.
“Hindari keserakahan di dalam diri, para calon kepala dan wakil kepala daerah ini. Apalagi Pilkada lalu menimbulkan perpecahan, jangan sampai lah,” kata Patty.
Kesan prihatin terhadap kondisi kota ini sudah merebak luas, karena lebih banyak “makan puji” daripada melihat realitas yang ada.
Ia mengajak masyarakat untuk memilih jika kepala atau wakil kepala daerah perempuan di kota ini, pilihlah perempuan yang cerdas, dan tidak resistensi dengan masalah keuangan dan kekerasan maka dia bisa jadi ibu bagi kota. (AM-29)