Agus turut menyinggung soal proses rekrutmen TNI di beberapa satuan yang memiliki prioritas. Dia membandingkan rekrutmen di akademi militer dengan rekrutmen prajurit siber.
“Kalau di siber, saya merekrut khusus yang tadinya sipil kami jadikan tentara karena punya kemampuan,” ucapnya.
Menurut dia, jika prajurit siber itu diambil dari anggota aktif TNI, maka akan susah mendidiknya dibanding merekrut sipil yang punya kemampuan di bidang tersebut. Sebab, ujar dia, tidak semua anggota TNI punya kemampuan di bidang siber. ***