“Saya kira pemerintahan yang baru harus menjelaskan mengapa pemilihan menteri sangat minim dalam menyodorkan keterwakilan perempuan,” kata Titi.
Menurut dia, keterwakilan perempuan dibutuhkan karena hal tersebut memuat pesan pendidikan politik bahwa baik laki-laki maupun perempuan setara di ruang publik dan bisa mengambil peran di dalam tata kelola pemerintahan dan bernegara.
Di sisi lain, hadirnya perempuan juga mendorong paradigma dan keberpihakan kebijakan yang adil dan setara gender.
“Itu dimulai dengan kehadiran perempuan di posisi-posisi politik untuk menyuarakan kepentingan perempuan dan kepentingan khas perempuan yang lebih dipahami apabila perempuannya langsung hadir di dalam posisi-posisi tersebut dan terlibat dalam pembuatan kebijakan, penyusunan anggaran, maupun kerja-kerja pengawasan pembangunan,” kata Titi.
Sebelumnya, sejumlah tokoh perempuan yang dipanggil oleh Presiden terpilih Prabowo ke kediamannya di Kertanegara IV, Jakarta, pada Senin dan Selasa, 14-15 Oktober 2024. Mereka diprediksi bakal masuk ke dalam Kabinet Prabowo-Gibran.
Tokoh perempuan yang dipanggil Prabowo, mulai dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, pengusaha Widiyanti Putri Wardhana, Sekretaris Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Arifah Choiri Fauzi, hingga Penjabat (Pj) Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk.