Satu lagi yang dapat membuat konsumsi energinya lebih ramah, adalah fitur regenerative braking. Yaitu efek menahan laju untuk mendaur ulang energi yang dihasilkan dari setiap deselerasi. Baik itu coasting (meluncur) dan mengerem. Penggunaanya bisa dipilih dalam beberapa tingkat, melalui Deceleration Paddle Selector di balik setir alias paddle shift. Manfaatnya semakin terasa saat menjumpai jalan menurun yang panjang.
Selain tanjakan panjang yang kerap diisi kendaraan berat melaju pelan, di tol Semarang yang juga patut diperhitungkan adalah hujan. Tidak jarang setiap melewati tol ini, kami diguyur hujan deras dengan angin kencang. Menuntut kewaspadaan ekstra, terutama jika melintas di sore hari dengan cahaya yang mulai redup. Jika hujan terlalu deras untuk teruskan perjalanan, bisa berhenti sejenak antara di rest area KM 429 A atau KM 456 B. Keduanya menjadi titik favorit pengendara saat melintas di tol Semarang.
Sepanjang perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya, kami akhirnya mengisi bahan bakar di Solo, sekaligus menjadi poin beristirahat. Mencapai Solo, kami telah menempuh 486 kilometer, sejak mengisi penuh di KM 57. MID menunjukkan tersisa 4/10 bar di tangki, dan kami mengisi 33,2 liter untuk kembali full tank. Jika dirata-rata, artinya konsumsi bahan bakar kami bersama CR-V RS e:HEV adalah 14,6 km/liter di perjalanan ini. Namun itu dengan gaya berkendara normal, tanpa pakai mode Econ. Artinya, masih bisa lebih irit lagi.