Menghapus Stigma Birokrasi Lambat
Transformasi digital ini sekaligus menjadi jawaban atas keluhan klasik soal birokrasi yang dianggap lambat dan berbelit-belit. Kini, sebagian besar layanan sudah memiliki estimasi waktu penyelesaian yang jelas.
Penerapan sistem antrean elektronik dan pelacakan berkas secara real-time juga membuat proses menjadi lebih transparan. Masyarakat bisa memantau sendiri progresnya tanpa harus menebak-nebak, melansir Radar Blitar.
Menurut pihak ATR/BPN, layanan digital ini bukan hanya memudahkan warga, tetapi juga mengurangi potensi pungutan liar. Dengan prosedur yang serba online, interaksi tatap muka yang rawan penyalahgunaan bisa diminimalkan.
Cerita Warga yang Sudah Merasakan Manfaatnya
Budi Santoso, warga Sananwetan, mengaku awalnya ragu mencoba aplikasi Sentuh Tanahku. “Dulu saya pikir ribet dan takut error. Ternyata malah gampang, saya bisa cek sertifikat warisan orang tua tanpa harus cuti kerja,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Rina, pelaku usaha properti di Blitar. Ia mengaku website ATR/BPN sangat membantu untuk pengecekan awal status tanah sebelum membeli lahan. “Prosesnya jadi hemat waktu dan biaya,” katanya.
Kisah-kisah seperti ini menunjukkan bahwa inovasi digital benar-benar memberi dampak positif di lapangan. Bahkan banyak warga yang sebelumnya enggan berurusan dengan kantor pertanahan kini lebih percaya diri.