Oleh: Basyir Tuhepaly Anak Muda Maluku
AMBON, arikamedia.id – Nasionalisme hari ini sedang dipertaruhkan di tengah hiruk-pikuk sosial media, kita menyaksikan bagaimana peran buzzer dijadikan alat untuk merekayasa kesadaran masyarakat.
Mereka menciptakan ilusi cinta NKRI, tapi di balik itu tersimpan kepentingan dan manipulasi.
Apa yang terlihat sebagai nasionalisme, sering kali hanyalah kemasan kosong.
Aksi bakar dan perusakan fasilitas publik yang terjadi di beberapa daerah merupakan bentuk ekspresi dari rasa sakit hati warga negara.
Namun sayangnya, cara-cara tersebut gagal menciptakan ruang ekspresi yang sehat justru memperlihatkan kekacauan dan arogansi, bukan keberanian.
Sebagai anak muda Maluku, Beta mencatat hal penting : Kita tidak perlu menjadi pahlawan musiman hanya karena melihat video viral di sosial media.
Menyuarakan perlawanan kepada negara bukan soal ikut-ikutan atau terbawa emosi. Kesadaran melawan harus lahir dari pengetahuan, bukan dari skenario yang dirancang oleh pihak lain.
Hari ini, kita butuh anak muda yang melek, yang berpikir, dan yang bertindak dengan dasar pengetahuan.
Karena tanpa itu, kita mudah dikendalikan oleh narasi-narasi palsu yang disebar lewat jari-jari para buzzer.