Anggia menilai bahwa persoalan tersebut tidak sekadar soal kebiasaan makan, tetapi terkait dengan kebijakan politik negara.
“Ini bukan hanya soal makanan. Ini soal kebijakan politik yang berdampak pada gizi, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan,” tegasnya.
Melalui Muswil PKB Maluku, Anggi mendorong seluruh kader untuk mengambil peran lebih strategis.
Momentum ini, kata dia, menjadi ruang pembahasan rancangan program kerja PKB untuk lima tahun ke depan.
“Dengan semangat dan wajah penuh kebahagiaan yang saya lihat hari ini, saya yakin kader PKB mampu memberikan kontribusi terbaik bagi Maluku dan Indonesia,” terangya.
Ketua DPW PKB Maluku, Basri Damis, dalam sambutannya menegaskan Muswil merupakan ruang penting merumuskan arah perjuangan PKB lima tahun ke depan, termasuk penguatan konsolidasi dan pembentukan kepengurusan baru periode 2026 – 2031.
Ia menyoroti minimnya porsi fiskal bagi Maluku yang menurutnya tidak sebanding dengan kekayaan alam yang melimpah.
Saat fraksi PKB konsultasi ingin pinjam Rp1,5 triliun, saya bilang itu sangat sedikit. Daerah ini kaya kita punya Blok Masela, Blok Seram, dan tambang-tambang besar di Seram Barat dan Buru. Kita butuh modal 5-10 triliun untuk mengejar ketertinggalan,” tegasnya.










