“Partai Golkar dan partai lain itu satu rumah, hanya beda kamar.sebagai kakak tertua, Golkar akan terus menjaga komitmen, untuk mendukung pimpinan negara,” imbuhnya.
Bahlil menyebut bahwa Maluku memiliki tempat istimewa baginya, karena merupakan tanah kelahirannya.
Ia juga menekankan pentingnya pembenahan internal DPD II, yang tidak aktif agar diganti dengan pengurus baru yang lebih produktif.
Bahlil berharap agar Musda XI menjadi momentum kebangkitan Partai Golkar di Maluku.
Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath, dalam sambutannya menyampaikan musda XI dapat melahirkan kepemimpinan yang kuat serta mempererat kerja sama antara Golkar dan pemerintah daerah.
“Pemerintah berterima kasih atas kerja sama fraksi Golkar dalam membangun Maluku selama satu tahun kepemimpinan Lewerissa–Vanath,” ujarnya.
Pada kesempatan itu pun orang nomor 2 di Maluku mengungkapkan kekecewaannya atas kondisi fiskal daerah yang semakin tertekan setelah pemerintah pusat melakukan pemotongan anggaran hingga hampir Rp400 miliar di tingkat provinsi dan lebih dari Rp2 triliun di kabupaten/kota.
Ia menjelaskan bahwa kontribusi ekonomi Maluku dan Papua terhadap perekonomian nasional hanya sekitar dua persen, yang sebagian besar disebabkan oleh keterbatasan anggaran dan keterlambatan pencairan dana pemerintah.
