Menurutnya, kasih kepada sesama manusia itu menjadi kongkrit dalam tindakan saling menghormati dan saling menghargai menguatkan dan membangun persahabatan antar manusia tanpa memandang perbedaan suku, agama, kepercayaan, golongan, warna kulit dan status sosial.
“Maka perayaan Natal sungguh menolong kita berjalan bersama dalam iman, persaudaraan, dan bela rasa bagi saudara-saudara yang kecil, lemah, tersingkir, dan difabel untuk menjadi saudara bagi sahabat-sahabat kita, yang masih berjuang mencari keadilan untuk membela para korban keadilan yang mungkin tidak berani menyeruakan hak,” tuturnya.
Kiranya Natal ini secara kualitatif sambungnya, mengubah cara berpikir dan cara kerja kita, hingga melalui perkataan dan perbuatan kita, kita memulikan Tuhan dengan turut terlibat membangun negara, sesuai cita-cita kemerdekaan.
Masih ada sisi gelap yang perlu diterangi kata Antonius Subianto, yaitu, persoalan ketidakadilan, kemiskinan, intoleransi, perdagangan orang, praktek-praktek perjudian dan pinjaman online, dan perusakan lingkungan hidup, marilah kita sekarang pergi ke Betlehem dimana Tuhan hadir, agar kita tetap optimis membawa terang dan pengharapan di tengah kegelapan dan keputusasaan serta menghadirkan kasih dan persaudaraan dalam bela rasa, di tenag kesulitan hidup yang rawan konflik.