Scroll untuk baca artikel
Link Banner
Link Banner
BeritaDaerahInternasionalNasionalSeni & BudayaUtama

Merince Kogoya dicoret dari Miss Indonesia karena bendera Israel – Bagaimana sejarah dan akar pandangan orang asli Papua tentang Israel?

44
×

Merince Kogoya dicoret dari Miss Indonesia karena bendera Israel – Bagaimana sejarah dan akar pandangan orang asli Papua tentang Israel?

Sebarkan artikel ini
Merince Kogoya menari dan mengibarkan bendera Israel di festival Sion Kids pada 2023 lalu. INSTAGRAM.COM@KOGOYA_MERRY

Selain Ottouw dan Geissler, ada juga misionaris lain yang menyebarkan ajaran Katolik di Papua, yaitu Pater Le Cocq d’Armandville SJ yang pertama kali menjalankan misi keagamaannya di Kampung Sekru, Fakfak, pada 1894. “Kedua gereja ini mengakar kuat di Papua utara dan selatan, namun tidak di bagian pegunungan,” kata Benny, yang pada 1995 mendapat gelar doktor dari Vrije Universiteit Amsterdam, melalui disertasi berjudul Zakheus Pakage and His Communities Indigenous Religious Discourse, Socio-political Resistance, and Ethnohistory of the Me of Irian Jaya.

Di akhir dekade 1940-an, misionaris dari Amerika Serikat, Australia dan sejumlah negara lain masuk ke wilayah-wilayah Pegunungan Tengah, kata Benny. “Di bagian Papua tengah, masuknya gereja yang belakangan itu tidak dengan pelayanan keagamaan yang disertai pendidikan, kesehatan, dan pertanian yang baik, jadi menyebabkan gereja kurang mengakar di wilayah ini,” kata Benny.

Baca Juga  Kota Terbesar di Jalur Gaza Dilanda Kelaparan

Hasilnya, kata Benny, tumbuh gerakan-gerakan kekristenan di Papua Pegunungan yang membawa perspektif baru, seperti Sion Kids yang menggunakan atribut Israel. Benny bilang, Sion Kids menyebar dari wilayah pegunungan ke daerah lain di sekitar Papua Barat, lalu Serui, Biak hingga Jayapura.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *