Perempuan asli Papua yang bergiat di aktivisme sosial, Rutce Bosawer menyebut pengibaran bendera atau penggunaan atribut berlambang Israel bukan suatu permasalahan di Tanah Papua.
“Mungkin itu bermasalah di Indonesia bagian barat, tapi di Papua itu biasa saja. Banyak kami pakai-pakai simbol Israel. Jadi kayak di mobil biasa kita lihat ada bendera Israel, ada di stiker dan di baju,” kata Rutce.
“Kami menggunakan simbol itu sebagai bagian dari kepercayaan iman Kristen, tapi bukan berati mendukung perang atau politik,” kata perempuan berusia 23 tahun dari Maybrat, Papua Barat Daya, itu. Namun penggunaan atribut Israel sebenarnya juga memicu pro-kontra di internal masyarakat Papua.
Sebagian kelompok yang kerap menentang “tindakan sewenang-wenang” pemerintah Indonesia, terutama yang berbasis di perkotaan, menanggap orang asli Papua tidak semestinya melekatkan diri dengan Israel.
Apa itu Sion Kids?
Presiden International Sion Kids Movement (ISKIM), Marthen Su menegaskan bahwa Sion Kids bukanlah gereja atau agama baru. Sion Kids, katanya, adalah sebuah gerakan rohani untuk menjaga tradisi kekristenan di Tanah Papua, yang berakar pada Yerusalem dan Israel. Marthen mengatakan, gerakan ini mulai bergerak di Papua sejak tahun 2005.