AMBON, arikamedia.id – Anggota Komisi VII DPR RI, Mercy Chriesty Barends, mengungkapkan keprihatinan mendalam terkait ketimpangan dan kemiskinan ekstrem yang masih terjadi di Maluku.
Dalam Dialog Kebudayaan bertajuk “Semarak Budaya: Refleksi Kritis Peran Agama dan Budaya dalam Pembangunan Maluku,” yang digagas bersama Kementerian Kebudayaan, Barends menekankan perlunya kajian mendalam terhadap sistem dan mekanisme lokal dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Dialog yang dihadiri sekitar 50 tokoh agama, masyarakat, budayawan, dan perwakilan paguyuban dari berbagai daerah di Maluku, mengungkapkan sejumlah permasalahan krusial, seperti lemahnya sistem dan mekanisme lokal, baik dari sisi implementasi ajaran agama maupun nilai-nilai budaya, dalam meredam konflik yang belakangan marak terjadi.
Menurutnya, konflik-konflik tersebut meliputi sengketa antar-negeri, permasalahan batas tanah, sumber daya manusia (SDM), dan konflik antara masyarakat Maluku dengan korporasi besar dalam pengelolaan sumber daya alam.
“Kita perlu mengkaji sejauh mana ketahanan sistem nilai adat dan budaya, serta ajaran-ajaran profetik, mampu menjadi katalisator pembangunan yang inklusif, adil, dan merata,” ujar Barends, di Manise Hotel Ambon, Senin, (28/07/25).
