MALUT, arikamedia.id – Gempa bumi dengan magnitudo (M) 6.0 dan kedalaman 10 Km mengguncang Pulau Doi, Provinsi Maluku Utara pada tanggal 3 April 2025, pukul 04.03 WIB. Kuat dugaan, gempa tersebut ada kaitannya dengan zona subduksi ganda di punggungan Mayu yang memanjang dari utara ke selatan, yang mengaktifkan sesar permukaan di daerah tersebut, diberitakan merdeka.com.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid menjelaskan, zona itu membuat dampak guncangan akan lebih terasa pada daerah dataran yang terdiri dari bahan rombakan sungai (alluvium) dibandingkan dengan daerah perbukitan.
“Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami,” ujarnya di Bandung.
Wafid menjelaskan, di daerah dengan sudut lereng tinggi dan yang dibangun oleh endapan piroklastik berumur kuarter, terdapat potensi terjadinya longsor. Di kawasan utara Sulawesi, terutama di sekitar Manado, terdapat unit batuan dari aliran piroklastik dan epiklastik akibat erupsi besar Tondano, serta gunungapi aktif seperti Gunung Tangkoko dan produk sedimen kuarter.