“Para guru adalah tulang punggung pembangunan karakter bangsa. Tanpa mereka, semua ini hanya mimpi kosong,” ucap Sekda Samsuddin Abdul Kadir.
Dalam pidato Abdul Mu’ti, yang menjadi refleksi pemerintah pusat, ditegaskan bahwa pendidikan harus dibangun dari tiga aspek fundamental: manajerial, kurikuler, dan pedagogis. Tidak cukup hanya memperbaiki gedung sekolah, tapi juga cara mengajar, kurikulum yang relevan, serta tata kelola yang efisien.
“Kementerian berkomitmen meningkatkan layanan pendidikan melalui perbaikan tata kelola, pembaruan kurikulum, dan penguatan kapasitas guru,” bunyi pidato tersebut.
Apa yang dilakukan Pemprov Malut hari ini sejalan dengan agenda nasional. BOSDA bukan hanya soal uang sekolah, melainkan upaya konkret membenahi ekosistem pendidikan secara menyeluruh, terutama di daerah-daerah yang selama ini tertinggal karena keterbatasan akses dan fasilitas.
Semangat Hardiknas kali ini mengalir bukan hanya lewat kata-kata, tapi dari wajah-wajah yang hadir di lapangan: para pelajar dengan senyum penuh harap, guru-guru dengan mata berbinar, hingga pejabat yang terlihat tulus memaknai hari itu sebagai titik balik.
Dalam penutup pidatonya, Abdul Mu’ti menyampaikan pesan yang seolah mengikat semua elemen yang hadir: “Mari kita saling bergandeng tangan, bahu membahu, dan bergotong royong mewujudkan ‘Pendidikan Bermutu untuk Semua’ demi mengangkat harkat martabat bangsa,” tandasnya.